Jumat, 22 Januari 2010

Belajar Yuk !

Oleh : Febrilian Kusuma Raafi dan Wulandari STp

"Belajar itu sejak dari buaian sampai ke liang lahat " begitu bunyi nasehat dari seorang guru. Guru yang lain menasehati bahwa "Waktu adalah uang" dan semua nasehat itu adalah benar, karena itu sudah seharusnya seorang pelajar untuk mengisi waktu dengan baik. Kadang kadang kita bosan mendengar nasehat oreng tua yang menyuruh kita untuk belajar dan belajar lagi, sepertinya tidak ada yang lebih baik dari pekerjaan belajar itu.

Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya, setiap nasehat orang tua pastilah yang terbaik buat anak. Jangan jadikan belajar itu sebagai beban, tetapi jadikanlah sebagai kebutuhan, dimana kalau tidak belajar, maka kita akan mendapat nilai jelek, kita akan malu dan merasa minder pada teman juga guru. Sedangkan kalau kita rajin belajar akan mendapat nilai baik, kita akan bangga, kita akan dihargai dan dipandang sebagai pelajar yang berprestasi. Orang tua pasti akan senang mempunyai anak yang pandai, bukankah membuat orangtua senang itu adalah hal yang baik dan akan mendapat pahala, yang jelas orang tua pasti menjadi lebih perhatian dan sayang kepada kita.

Tetapi untuk menjadi pintar bukanlah hal yang mudah, tidak cukup kita rajin belajar satu kali terus langsung pintar, kita harus menanamkan pada diri kita rasa perlu dan senang untuk belajar, jadi kita belajar tidak merasa terpaksa, tapi melakukannya dengan rasa senang. Dan belajar ini harus kita jadikan sebagai pekerjaan kita, kalau orangtua mempunyai pekerjaan sebagai karyawan swasta atau pns, kita pekerjaannya adalah pelajar dengan tugasnya yaitu belajar.

Nabi Muhammad saw. Bersabda :

" Tuntutlah Ilmu pengetahuan walaupun letaknya di negeri Cina. Sebab sesungguhnya menuntut ilmu pengetahuan itu adalah merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam".(HR. Ibdil Bar)

"Jadikanlah dirimu sebagai pengajar atau pelajar atau pendengar (dalam pengajian dan lain-lain), atau pencinta (sebab kalau sudah cinta, sedikit demi sedikit akan berusaha mendengarkan, belajar dan mengajar). Dan janganlah kalian menjadi orang yang kelima (senang menjadi bodoh) maka kalian akan hancur" (HR. Al Bazar dan Thabrani)

Betapa menuntut ilmu adalah perbuatan yang sangat mulia , karena itu sudah seharusnya kita melakukannya dengan sungguh sungguh agar tidak menjadi orang yang kelima (menjadi bodoh) seperti sabda nabi yang tertulis di atas.

Agar bisa belajar dengan baik kita harus memperhatikan waktu yang kita miliki. Kadang-kadang kita tidak terasa telah menggunakan waktu dengan percuma, misalnya dengan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti ngobrol atau ngomongin teman atau membicarakan orang/artis, bermain ps, nonton tv atau hal hal lain secara berlebihan.
Bukan berarti kita tidak boleh melakukan sesuatu kecuali belajar. Kita tetap melakukan sesuatu yang membuat kita terhibur, tetapi semua itu harus diperhitungkan agar tidak berlebihan, dan waktu yang paling banyak adalah untuk belajar tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah atau di tempat kursus. Dan semua itu harus dilakukan dengan ikhlas dan rasa senang untuk mengerjakannya.

Kita harus percaya bahwa kita pasti bisa menjadi pelajar yang berprestasi, dan semua itu bisa tercapai dengan cara belajar. Tapi ingat semua usaha harus disertai do'a kepada Allah agar dimudahkan dalam pemahaman dan kemampuan kita.

Semoga berhasil.

Kata Kata Motivasi Pelajar

* Kesuksesan pasti dapat diraih asalkan kita berusaha dengan sungguh-sungguh
* Jangan takut berjalan hanya karena pernah jatuh, tapi takutlah berjalan karena kau sudah tertinggal jauh dan harus berlari.
* Menangislah karena menangis akan mengeluarkan gundah di hatimu
* Belajar sebentar-sebentar tapi sering lebih baik dari pada belajar lama tapi hanya satu kali
* Jangan menyalahkan orang lain bila kau gagal, tetapi yakinlah bahwa keberhasilan pasti akan kau raih dengan usahamu sendiri
* Mengalah saat ini lebih baik karena kau akan menang kemudian
* Jangan membicarakan kejelekan orang dengan seorang teman, karena lain waktu dia akan membicarakan keburukanmu kepada teman yang lain
* Tidur lebih baik daripada melakukan hal yang tidak bermanfaat.
* Manfaatkan waktu sebaik mungkin karena waktu yang kau lewatkan begitu saja sebenarnya merupakan kerugian bagimu.
* Dimana ada kemauan pasti disitu ada jalan.

Kamis, 14 Januari 2010

Cerita Anak : Persahabatan Bibon dan Wawa

Oleh : Khairunissa

Di sebuah hutan hiduplah ayam betina yang bernama bibon. Bibon mempunyai dua anak yang masih kecil-kecil. Pada suatu hari bibon berjalan-jalan menyusuri hutan sambil mencari makan, tak terasa bibon sudah jauh meninggalkan rumahnya yang berada di bawah pohon besar. Karena hari mulai gelap bibon ingin segera pulang, tapi malang nasib si bibon karena ia lupa jalan menuju rumahnya. Bibon ingat pada dua anaknya yang ia tinggalkan di rumah, “pasti mereka ketakutan dan merasa lapar”, gumam bibon.

Ketika bibon berlari kesana kemari mencari jalan pulang, tidak jauh dari tempat itu, dibawah pohon beringin yang rimbun, sepasang mata memperhatikan gerak gerik bibon yang menabrak pepohonan karena hari telah gelap dan penglihatannya menjadi rabun. Sepasang mata itu adalah milik wawa seekor kelelawar yang ada di atas pohon.

“Hai mengapa kamu berjalan sambil menabrak pohon begitu?” wawa bertanya kepada bibon.
“Oi… siapa itu yang bicara?, aku tidak bisa melihat di malam hari, mataku menjadi rabun kala hari gelap” jawab bibon sambil menengadah kearah datangnya suara.
“Aku wawa, memangnya kamu mau ke mana malam-malam begini?”
“Aku mau pulang, rumahku di bawah pohon beringin raksasa”
“Kalau begitu tunggu saja sampai esok hari setelah matahari terbit, kamu pulang ke rumahmu, sekarang lebih baik kamu bermalam di semak semak di bawah pohon ini, malam malam begini banyak binatang buas yang bisa mengganggumu” wawa menasehati sambil terbang mendekat pada bibon.
“Tidak bisa begitu, anak-anakku pasti gelisah menunggu kedatanganku dan mereka kelaparan, aku pulang membawa makanan untuk mereka” jawab bibon sambil menunjukkan sesuatu yang dijepit dianatara paruh dan badannya, mungkin itu makanan untuk anaknya.

Wawa tampak berfikir ingin membantu bibon agar bisa pulang menemui anak-anaknya, tapi dia juga tahu kalau bangsa ayam seperti bibon tidak akan bisa melihat dalam keadaan hari gelap, berbeda dengan dirinya bangsa kelelawar yang mempunyai kemampuan untuk melihat di malam hari, bahkan mempunyai kemampuan ekolokasi yaitu kemampuan untuk bisa terbang sesuai arah yang dituju, menggunakan petunjuk suara atau bunyi yang dikeluarkannya, bunyi itu akan mengenai benda seperti pohon atau serangga kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima kembali melalui indra pendengarannya yang tajam.

“Baiklah, kamu jangan sedih, aku sudah menemukan cara agar kamu bisa kembali ke rumahmu malam ini” kata wawa .
“Caranya bagaimana ?, kamu tidak bermaksud jahat padakukan ?” rupanya bibon sedikit menaruh curiga pada wawa.
“Oh.. jangan khawatir, kamu sudah aku anggap sahabatku, aku tidak akan berbuat jahat, tapi sebaliknya aku akan menolongmu. Sekarang ikatkan ujung tali ini ke paruhmu, sedang ujung yang lain akan aku ikatkan di sayapku. Aku akan terbang agak rendah dan pelan, kamu ikuti saja arah tali itu menarik tubuhmu”. Kata wawa sambil menjatuhkan seutas tali yang diambilnya dari pohon beringin.

Bibon segera mengikuti perintah wawa, walaupun tidak bisa melihat. bibon mengikuti saja arah tali yang ditarik oleh wawa. Sesekali bibon berteriak karena wawa terlalu cepat, bibon agak kerepotan karena dia harus menjaga makanan yang dijepit di paruh sebelah kiri, sedangkan paruh sebelah kanan terikat tali yang ditarik oleh wawa. Tapi demi ingin segera bertemu dengan anak-anaknya bibon tetap berjalan dan kadang berlari bahkan kadang badannya terseret tali yang mengikat di paruhnya.

Setelah sekian lama menempuh perjalanan, sampai juga bibon di rumahnya dan menemui dua anaknya yang menangis sejak tadi. Bibon bahagia dan segera mendekap erat kedua anaknya dengan sayapnya yang tebal. Bibon berjanji pada anak-anaknya tidak akan meninggalkan mereka lagi. Mereka sangat gembira dan bersama-sama menikmati makanan yang dibawa bibon.

Wawa menyaksikan kegembiraan bibon bersama anak-anaknya dan segera pergi setetelah berpamitan. Bibon mengucapkan banyak terimakasih atas pertolongan yang diberikan kepadanya.