Rabu, 10 Februari 2010

Cerita Anak : Setiap ada Kemauan Pasti ada Jalan

Oleh : Wulandari

Di sebuah desa yang terletak di pinggir perbukitan yang subur, tinggalah seorang nenek bersama cucu perempuannya yang bernama Asti. Asti seorang gadis kecil yang sangat sayang pada neneknya, sejak ditinggalkan oleh kedua orang tuanya karena bencana alam beberapa tahun yang lalu, Asti hanya tinggal berdua saja dengan neneknya di gubug kecil yang sangat sederhana.
Walaupun keadaanya yang serba kekurangan tapi tidak menyurutkan keinginan Asti untuk tetap melanjutkan sekolahnya di Sekolah Dasar yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Jarak dari sekolah ke rumahnya harus ditempuh selama kurang lebih dua jam dengan naik turun bukit yang berbatu. Walaupun begitu Asti melakukannya dengan hati gembira. Dia ingin mewujudkan cita-citanya untuk menjadi guru karena melihat banyak anak di desa ini yang tidak bersekolah. Asti ingin menjadi guru untuk mereka. Satu yang menjadi penghalang dari keinginannya itu adalah biaya yang tidak ada, untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan karena nenek Asti tidak punya penghasilan yang cukup, satu-satunya sumber biaya hidup mereka adalah uang hasil menjual kayu bakar yang tidak seberapa.
Namun demikian Asti tidak berkecil hati, dia tetap rajin belajar sambil menekuni kegemarannya memelihara tanaman anggrek, tanaman anggrek milik Asti sangat banyak dan beraneka warna bunganya ada yang putih, merah muda, kuning dan coklat. Asti sangat suka pada tanaman anggrek, tanaman itu diperolehnya dari lereng bukit ketika dia dan neneknya mencari kayu bakar. Setiap menemukan tanaman anggrek yang berbeda Asti akan mengambil dan membawa pulang untuk ditanam di rumahnya. Dengan tekun Asti merawat tanaman itu sehingga bisa tumbuh baik dan berbunga. Tak heran rumah Asti tampak indah dengan dikelilingi tanaman anggrek berwarna-warni.
Suatu hari ada serombongan orang kota yang berjalan masuk ke desa ini, mereka sedang melakukan penelitian tentang tanaman. Ketika melewati rumah Asti mereka sangat kagum pada keindahan bunga anggrek yang ada di sana, mereka tidak pernah melihat bunga yang begitu indah, subur dan berwarna warni.
Mereka meminta izin Asti dan neneknya untuk membeli tanaman-tanaman anggrek itu dengan harga yang sangat mahal, bahkan mereka berniat mengajak serta Asti untuk disekolahkan di kota, tapi asti menolak karena tidak ingin meninggalkan desa ini.
Betapa gembira Asti dan neneknya mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka, uang hasil penjualan anggrek bisa cukup untuk memperbaiki rumah, untuk keperluan sekolah Asti dan kebutuhan sehari-hari. Setelah itu Asti lebih rajin lagi mencari tanaman anggrek dan tanaman bunga lain untuk dipelihara dan dijual ke kota. Kini mereka tidak kekurangan lagi dan Asti tak perlu cemas tentang biaya sekolahnya. Setiap ada kemauan pasti ada jalan, asalkan kita mau berusaha untuk mewujudkan kemauan tersebut.

Cerita Siput dan Kancil

Oleh : Leni .AKM

Pada zaman dulu di sebuah hutan, hiduplah seekor kancil yang cerdik. Kecerdikan kancil sudah diketahui oleh semua warga di hutan itu. Sayang kancil sering menggunakan kecerdikannya untuk hal-hal yang tidak baik yaitu menipu teman-temannya.

Di suatu pagi yang cerah, matahari bersinar terang menembus sela-sela rimbunnya dedaunan pohon. Suara kicauan burung merdu mengiringi desir angin yang lembut menyapa alam yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya tadi malam.

Seekor siput nampak sedang menikmati makanan kesukaannya yaitu daun hijau yang tumbuh di pinggir sungai. Tiba-tiba dari arah seberang datang kancil dengan dengan terengah-engah menghampiri siput yang tengah asyik bersarapan itu, kancilpun berkata "hai siput mengapa kamu makan daun itu? Itu milikku dan aku ingin memakannya sekarang. "
Mendengar itu siputpun menjadi sewot dan berkata " he kancil kalau mau daun seperti ini cari saja di tempat lain, jangan ganggu aku yang menemukan duluan dong!"
"O...rupanya kamu tidak tahu ya, pohon ini aku yang punya, jadi aku juga yang berhak atas daunnya"
"Ya sudah begini saja, bagaimana kalau kita mengadakan sayembara, kita berjalan menuju ke telaga warna di pinggir hutan sana, kalau kamu bisa sampai duluan maka daun ini boleh kamu ambil, tapi kalau aku yang duluan sampai maka daun ini milikku". Kata siput kepada kancil.
"Ha...ha...haa..ya sudah jelas aku akan sampai duluan put...put...kamu kan jalannya begitu, tapi baiklah aku sambut tantanganmu".
Kancil dan siput segera mempersiapkan diri di pinggir sungai. Dengan aba aba satu...dua...tiga...merekapun segera berjalan menuju ke telaga warna. Kancil tampak yakin bahwa dialah yang akan menang.
" Sudahlah put, sana kamu jalan duluan, aku mau tidur-tiduran di sini, nanti aku nyusul ya !" kata kancil sambil berhenti dan merebahkan badannya. Rupanya kancil menyepelekan siput yang jalannya sangat lambat itu.
Siput hanya mengangguk sambil terus meneruskan perjalanannya. Siput dengan tenang berjalan menyusuri pinggir sungai, sesekali dia menyeka keringat karena sinar matahari semakin terik, kadang terpikir keinginan untuk beristirahat, tetapi diurungkannya karena dia sudah bertekat ingin memenangkan sayembara ini dengan kancil. Ia ingin membuktikan walaupun cara berjalannya lambat tapi dia bisa sampai tujuan lebih dahulu.
Tinggal sedepa lagi siput sampai di telaga warna, tempat yang disetujui antara dia dan kancil sebagai tempat tujuan yang disepakati. Kancil belum juga kelihatan batang hidungnya..
Di ujung sana kancil terbangun dari tidurnya, dia kaget sekali karena matahari sudah sangat tinggi, dia terinagat akan sayembara dengan siput, segera kancil mengambil langkah seribu menuju ke telaga warna. Tapi sial nasib kancil karena siput sudah sampai terlebih dahulu. Kancilpun menyerah kalah dan sejak itu kancil tidak pernah menyombongkan diri lagi. Ternyata siput yang jalannya pelan, tapi karena mempunyai semangat pantang menyerah dan tekun akhirnya dia bisa menikmati keberhasilannya

Kamis, 04 Februari 2010

Mari Menghargai Waktu

Oleh : Wulandari dan Febrilian Kusuma Raafi

Waktu adalah uang
Waktu adalah pedang
Time wait for no body

Itu tadi beberapa ungkapan tentang arti pentingnya waktu. Setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari. Tinggal bagaimana cara orang tersebut memanfaatkannya.
Orang yang pandai dan berhasil adalah mereka yang mengisi setiap waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Mereka tidak akan melakukan hal-hal yang sia-sia tetapi selalu memiliki rencana-rencana kegiatan yang menunjang keberhasilannya. Dan rencananya itu dijalankan dengan seksama dan sungguh-sungguh dan konsisten sampai tercapai tujuan yang diinginkan. Setelah itu mereka akan melakukan rencana selanjutnya dan seterusnya.
Waktu terus berjalan dan tidak bisa menunggu kita yang ingin santai-santai dulu, jika begitu kita akan ketinggalan dan kehilangan waktu tersebut. Padahal dengan berjalannya waktu umur kita semakin berkurang. Tetapi tidak terlambat bila dimulai dari sekarang, mari kita isi waktu kita untuk hal-hal positif dan menuju pada kemajuan dan keberhasilan.
Sebagai pelajar mari isi waktu untuk belajar agar mendapatkan nilai bagus dan memperluas wawasan pengetahuan kita. Karena kualitas seseorang ditentukan oleh kemampuan dan luasnya wawasan pengetahuan, mengerti banyak hal dan itu semua diperoleh dengan banyak belajar dan membaca.
Lalu kapan istirahatnya? Jangan salah lho istirahat dan bersantai juga penting kita lakukan dan hal itu pun merupakan bagian dari cara menghargai waktu kita. Dengan beristirahat badan kita akan rilek dan dipersiapkan lagi untuk melanjutkan tugas berikutnya. Tentu saja waktu istirahat harus secukupnya jangan sampai kebablasan.

Semoga Sukses.