Kamis, 14 Januari 2010

Cerita Anak : Persahabatan Bibon dan Wawa

Oleh : Khairunissa

Di sebuah hutan hiduplah ayam betina yang bernama bibon. Bibon mempunyai dua anak yang masih kecil-kecil. Pada suatu hari bibon berjalan-jalan menyusuri hutan sambil mencari makan, tak terasa bibon sudah jauh meninggalkan rumahnya yang berada di bawah pohon besar. Karena hari mulai gelap bibon ingin segera pulang, tapi malang nasib si bibon karena ia lupa jalan menuju rumahnya. Bibon ingat pada dua anaknya yang ia tinggalkan di rumah, “pasti mereka ketakutan dan merasa lapar”, gumam bibon.

Ketika bibon berlari kesana kemari mencari jalan pulang, tidak jauh dari tempat itu, dibawah pohon beringin yang rimbun, sepasang mata memperhatikan gerak gerik bibon yang menabrak pepohonan karena hari telah gelap dan penglihatannya menjadi rabun. Sepasang mata itu adalah milik wawa seekor kelelawar yang ada di atas pohon.

“Hai mengapa kamu berjalan sambil menabrak pohon begitu?” wawa bertanya kepada bibon.
“Oi… siapa itu yang bicara?, aku tidak bisa melihat di malam hari, mataku menjadi rabun kala hari gelap” jawab bibon sambil menengadah kearah datangnya suara.
“Aku wawa, memangnya kamu mau ke mana malam-malam begini?”
“Aku mau pulang, rumahku di bawah pohon beringin raksasa”
“Kalau begitu tunggu saja sampai esok hari setelah matahari terbit, kamu pulang ke rumahmu, sekarang lebih baik kamu bermalam di semak semak di bawah pohon ini, malam malam begini banyak binatang buas yang bisa mengganggumu” wawa menasehati sambil terbang mendekat pada bibon.
“Tidak bisa begitu, anak-anakku pasti gelisah menunggu kedatanganku dan mereka kelaparan, aku pulang membawa makanan untuk mereka” jawab bibon sambil menunjukkan sesuatu yang dijepit dianatara paruh dan badannya, mungkin itu makanan untuk anaknya.

Wawa tampak berfikir ingin membantu bibon agar bisa pulang menemui anak-anaknya, tapi dia juga tahu kalau bangsa ayam seperti bibon tidak akan bisa melihat dalam keadaan hari gelap, berbeda dengan dirinya bangsa kelelawar yang mempunyai kemampuan untuk melihat di malam hari, bahkan mempunyai kemampuan ekolokasi yaitu kemampuan untuk bisa terbang sesuai arah yang dituju, menggunakan petunjuk suara atau bunyi yang dikeluarkannya, bunyi itu akan mengenai benda seperti pohon atau serangga kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan diterima kembali melalui indra pendengarannya yang tajam.

“Baiklah, kamu jangan sedih, aku sudah menemukan cara agar kamu bisa kembali ke rumahmu malam ini” kata wawa .
“Caranya bagaimana ?, kamu tidak bermaksud jahat padakukan ?” rupanya bibon sedikit menaruh curiga pada wawa.
“Oh.. jangan khawatir, kamu sudah aku anggap sahabatku, aku tidak akan berbuat jahat, tapi sebaliknya aku akan menolongmu. Sekarang ikatkan ujung tali ini ke paruhmu, sedang ujung yang lain akan aku ikatkan di sayapku. Aku akan terbang agak rendah dan pelan, kamu ikuti saja arah tali itu menarik tubuhmu”. Kata wawa sambil menjatuhkan seutas tali yang diambilnya dari pohon beringin.

Bibon segera mengikuti perintah wawa, walaupun tidak bisa melihat. bibon mengikuti saja arah tali yang ditarik oleh wawa. Sesekali bibon berteriak karena wawa terlalu cepat, bibon agak kerepotan karena dia harus menjaga makanan yang dijepit di paruh sebelah kiri, sedangkan paruh sebelah kanan terikat tali yang ditarik oleh wawa. Tapi demi ingin segera bertemu dengan anak-anaknya bibon tetap berjalan dan kadang berlari bahkan kadang badannya terseret tali yang mengikat di paruhnya.

Setelah sekian lama menempuh perjalanan, sampai juga bibon di rumahnya dan menemui dua anaknya yang menangis sejak tadi. Bibon bahagia dan segera mendekap erat kedua anaknya dengan sayapnya yang tebal. Bibon berjanji pada anak-anaknya tidak akan meninggalkan mereka lagi. Mereka sangat gembira dan bersama-sama menikmati makanan yang dibawa bibon.

Wawa menyaksikan kegembiraan bibon bersama anak-anaknya dan segera pergi setetelah berpamitan. Bibon mengucapkan banyak terimakasih atas pertolongan yang diberikan kepadanya.