Rabu, 10 Februari 2010

Cerita Siput dan Kancil

Oleh : Leni .AKM

Pada zaman dulu di sebuah hutan, hiduplah seekor kancil yang cerdik. Kecerdikan kancil sudah diketahui oleh semua warga di hutan itu. Sayang kancil sering menggunakan kecerdikannya untuk hal-hal yang tidak baik yaitu menipu teman-temannya.

Di suatu pagi yang cerah, matahari bersinar terang menembus sela-sela rimbunnya dedaunan pohon. Suara kicauan burung merdu mengiringi desir angin yang lembut menyapa alam yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya tadi malam.

Seekor siput nampak sedang menikmati makanan kesukaannya yaitu daun hijau yang tumbuh di pinggir sungai. Tiba-tiba dari arah seberang datang kancil dengan dengan terengah-engah menghampiri siput yang tengah asyik bersarapan itu, kancilpun berkata "hai siput mengapa kamu makan daun itu? Itu milikku dan aku ingin memakannya sekarang. "
Mendengar itu siputpun menjadi sewot dan berkata " he kancil kalau mau daun seperti ini cari saja di tempat lain, jangan ganggu aku yang menemukan duluan dong!"
"O...rupanya kamu tidak tahu ya, pohon ini aku yang punya, jadi aku juga yang berhak atas daunnya"
"Ya sudah begini saja, bagaimana kalau kita mengadakan sayembara, kita berjalan menuju ke telaga warna di pinggir hutan sana, kalau kamu bisa sampai duluan maka daun ini boleh kamu ambil, tapi kalau aku yang duluan sampai maka daun ini milikku". Kata siput kepada kancil.
"Ha...ha...haa..ya sudah jelas aku akan sampai duluan put...put...kamu kan jalannya begitu, tapi baiklah aku sambut tantanganmu".
Kancil dan siput segera mempersiapkan diri di pinggir sungai. Dengan aba aba satu...dua...tiga...merekapun segera berjalan menuju ke telaga warna. Kancil tampak yakin bahwa dialah yang akan menang.
" Sudahlah put, sana kamu jalan duluan, aku mau tidur-tiduran di sini, nanti aku nyusul ya !" kata kancil sambil berhenti dan merebahkan badannya. Rupanya kancil menyepelekan siput yang jalannya sangat lambat itu.
Siput hanya mengangguk sambil terus meneruskan perjalanannya. Siput dengan tenang berjalan menyusuri pinggir sungai, sesekali dia menyeka keringat karena sinar matahari semakin terik, kadang terpikir keinginan untuk beristirahat, tetapi diurungkannya karena dia sudah bertekat ingin memenangkan sayembara ini dengan kancil. Ia ingin membuktikan walaupun cara berjalannya lambat tapi dia bisa sampai tujuan lebih dahulu.
Tinggal sedepa lagi siput sampai di telaga warna, tempat yang disetujui antara dia dan kancil sebagai tempat tujuan yang disepakati. Kancil belum juga kelihatan batang hidungnya..
Di ujung sana kancil terbangun dari tidurnya, dia kaget sekali karena matahari sudah sangat tinggi, dia terinagat akan sayembara dengan siput, segera kancil mengambil langkah seribu menuju ke telaga warna. Tapi sial nasib kancil karena siput sudah sampai terlebih dahulu. Kancilpun menyerah kalah dan sejak itu kancil tidak pernah menyombongkan diri lagi. Ternyata siput yang jalannya pelan, tapi karena mempunyai semangat pantang menyerah dan tekun akhirnya dia bisa menikmati keberhasilannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar